Kamis, 10 Maret 2016

Pendidikan Agama Islam

MENTELADANI DAKWAH RASUL ALLAH SAW PERIODE MEKKAH

A. Proses Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah

Pengangkatan Nabi Muhammad SAW pada malam 17 Ramadhan bertepatan tanggal 6
Agustus 610 M, Nabi Muhammad SAW saat beliau bertafakur di Gua Hira, atas izin Allah SWT. Malaikat Jibril datang menyampaikan amanat Allah SWT Nabi Muhammad SAW diminta membaca dan merenungkan Surat Al-‘Alaq 1 sampai 5 secara berulang-ulang. Ini merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi SAW yang saat itu beliau menginjak usia 40 tahun. Nabi Muhammadd SAW merupakan figure yang kemunculannya telah tertuang dalam kitab-kitab Allah sebelum Al Quran. Wahyu itu turun kepada beliau selama kurang lebih 23 tahun. Beliau dinyatakan sebagai penutup para Nabi.

B. Strategi Dakwah Muhammad SAW Periode Mekkah
Sebagaimana halnya para Nabi sebelumnya, Muhammad SAW mengajarkan prinsip-prinsip moral yang tinggi untuk meningkatkan semangat ketauhidan dan kebajikan pada diri seseorang, sehingga akan merupakan kecenderungan alami untuk men-Tuhankan SWT dan berbuat baik kepada sesama. Keragu-raguan dan apa yang terjadi di malam itu (17 Ramadhan), seribu tanya berada dibenaknya. Mampukah Nabi saw menjalankan tugsnya sebagai utusan Tuhan. Siti Khadijah, istri Nabi SAW yang sangat setia adalah orang yang pertama kali mengimani kerasulan Muhammad SAW. Apalagi setelah kejadian itu disampaikan kepada pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal. Ia membenarkan pengangkatan Muhammad SAW sebagai Nabi/Rasul.
Dengan bekal keyakinan dan ketulusan hati serta semangat dari istri terecinta Siti Khadijah, Nabi SAW mulai mencoba menyampaikan amanat Allah SWT kepada masyarakt di lingkunganya.



Dalam periode ini ada dua cara berdakwah, yaitu :
1. Dakwah islam secara diam-diam
2. Dakwah islam secara terang-terangan

Hikmah Sejarah Periode Mekkah, antara lain sebagai berikut.
1. Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah-lembut dan tidak merusak dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar pasti akan mendapatkan pertolongan Allah SWT.
2. Menyadari dan memahami baha Nabi tidak bisa memberi petunnjuk (hidayah) kepada siapapun kecuali Allah SWT yang berhak memberinya.
3. Memahami bahwa Allah SWT selalu akn menguji seseoang yang akn terpilih menjadi utusan rasul-Nya.
4. Dapat mengambil contoh cara-cara berdakah yang dilakukan Nabi SAW yaitu sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan.
5. Dapat meneladani Nabi sebagai predikat Uswatun Hasanah dalam kehidupan keseharian.

22 komentar:

  1. Thanks udah jelasinπŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

    BalasHapus
  2. Info tentang agamanya baguss,,thankss

    BalasHapus